Asimilasi Budaya: Perbedaan Mendasar Baju Koko, Taqwa dan Kurta
Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap budaya tidak lahir dengan sendirinya, melainkan terbentuk dari campuran berbagai budaya lain yang masuk pada kurun waktu tertentu lewat berbagai jalan seperti perdagangan, migrasi, atau bahkan kolonialisme. Salah satu bentuk dari akulturasi dan asimilasi budaya yang masih kita rasakan sampai saat ini ada dalam ranah pakaian. Terdapat berbagai jenis pakaian di Indonesia, seperti pakaian tradisional, pakaian modern, pakaian adat, sampai pakaian yang biasa digunakan umat beragama, contohnya busana muslim.
Busana muslim sendiri terbagi menjadi beberapa jenis. Untuk busana muslim Akhwat, kita mengenal istilah Gamis, Kerudung, Rok, Tunik, dan masih banyak lagi. Sedangkan untuk busana muslim Ikhwan, kita biasa mendengar istilah Baju Koko, Baju Takwa, Baju Muslim, Kopiah, Sarung, sampai Baju Kurta. Cukup banyak bukan?
Namun, sudah tahukah Akhi bahwa dari semua busana tersebut, kebanyakan adalah hasil akultrasi dan asimilasi budaya? Yup, Baju Koko, Baju Taqwa, Baju Kurta, contohnya. Ketiga baju tersebut bukan berasal dari budaya Islam murni. Kalau begitu, dari mana asalnya? Yuk kita simak perbedaan-perbedaan mendasar dari Baju Koko, Taqwa, dan Kurta berikut ini.
Baju Koko
Baju Koko, sesuai namanya diambil dari istilah engkoh-engkoh atau yang kemudian menjadi koko-koko, kata sapaan laki-laki dewasa dalam budaya Tionghoa yang masuk ke Indonesia (tepatnya ke Batavia) pada abad ke-17 melalui datangnya VOC. Baju ini dulunya bernama baju tui-khim.
Baju ini kemudian mulai banyak digunakan oleh pria muslim di Indonesia sekitar tahun 1980-an. Saat itu Islam mulai mendapat ruang dalam struktur negara dan dalam masyarakat. Pada awalnya baju koko hanya didominasi oleh warna putih yang melambangkan kesucian. Namun seiring berjalannya waktu dan siring mencuatnya berbagai trend pakaian, baju koko kini hadir dalam banyak motif dan warna. Baju koko kekinian biasanya berlengan pendek, namun ada juga yang berlengan panjang.
Baju Taqwa
Lain hal nya dengan baju Koko yang merupakan Asimilasi dari Budaya Tionghoa, Baju Taqwa justru berasal dari budaya local, lho! Tepatnya budaya Jawa. Baju Taqwa merupakan bentuk modifikasi dari baju Surjan. Baju ini biasanya digunakan dalam upacara adat Jawa lengkap dengan Blangkon dan Bebetan.
Modifikasi awal dari Baju Surjan ini pertama kali dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Beliau merancang bajunya sendiri dan mengganti lengan Surjan yang pendek dengan lengan panjang. Itulah mengapa Baju Taqwa kekinian kebanyakan berlengan panjang. Selain itu, Baju Taqwa masa kini juga terdiri dari berbagai warna dan motif.
Baju Kurta
Kalau Baju Koko berasal dari budaya Tiongkok dan Baju Taqwa berasal dari Jawa, lain halnya dengan Baju Kurta. Baju ini berasal dari daerah Timur Tengah, khususnya di beberapa daerah seperti Afghanistan dan Pakistan. Di sana, Kurta biasa dipadukan dengan celana churidar atau dhotis. Di Indonesia sendiri, baju Kurta biasa dipadukan dengan celana laa isbal (celana cingkrang). Yang membedakan baju Kurta dari baju Koko dan baju Taqwa adalah bentuknya yang lebih panjang. Biasanya panjang baju Kurta bisa sampai selutut pria dewasa.
Nah, itulah perbedaan-perbedaan mendasar dari baju Koko, Taqwa, dan Kurta. Akhi lebih suka pakai yang mana?
Kalau Akhi berencana membeli baju muslim, jangan lupa untuk berkunjung ke website ShafOne di https://shafone.id/ yaa! Lagi ada diskon besar-besaran, lho! Berbagai jenis baju muslim diskon 10–40%! Grab it fast!
ShafOne,
Barisan Para Pemenang